Artikel

Bacang Legendaris: Resep Turun-Temurun yang Bungkus Kenangan dalam Daun

resepsedap.com – Bacang bukan sekadar makanan, tapi warisan rasa yang menyimpan cerita. Setiap gigitannya membangkitkan kenangan masa kecil, ketika aroma daun bambu mengepul dari dapur nenek. Resep bacang ini telah melewati tangan beberapa generasi, dan hingga kini tetap setia pada rasa aslinya.

Saya memulai proses dengan menyiapkan beras ketan pilihan, lalu merendamnya selama beberapa jam agar teksturnya pulen sempurna. Sementara itu, saya tumis daging babi cincang—bisa juga diganti ayam atau jamur untuk versi halal—bersama bawang putih, kecap asin, dan sedikit minyak wijen. Bumbu-bumbu ini saya aduk rata hingga harum dan meresap.

Langkah berikutnya, saya ambil dua lembar daun bambu yang sudah direndam dan dilayukan. Dengan hati-hati, saya bentuk kerucut dan isi bagian dalamnya dengan beras, daging, lalu tutup kembali dengan beras. Setelah itu, saya ikat bacang menggunakan tali rafia atau daun pisang kering agar tetap kokoh saat dikukus.

Saya kukus bacang selama dua jam agar matang merata. Saat uapnya mengepul dan aroma khas daun bambu menyelimuti dapur, saya tahu—bacang ini bukan sembarang makanan. Ia membawa pulang aroma tradisi, rasa keluarga, dan kenangan manis yang terbungkus rapi.

Kini, saya teruskan resep ini kepada anak-anak saya. Mereka belajar tidak hanya cara memasaknya, tapi juga makna di balik setiap lipatan daun. Karena bacang bukan hanya soal rasa—ia adalah kisah yang dibungkus, disimpan, dan diwariskan dari hati ke hati.

BACA JUGA RESEP:  Cegah Stunting Sejak Dini: 12 Menu Sehat yang Cocok untuk Tumbuh Kembang Si Kecil